Selasa, 02 Maret 2010

Mimpi Mendorong Manusia Berbuat Lebih
Oleh: Septi Nurdiyanti


Dewasa ini manusia cenderung berpikir ke depan dan menatap masa depan. Pemikiran ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu persaingan global yang semakin memanas dan kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak.
Bagi mereka yang berasal dari kalangan ekonomi atas, masa depan dan mimpi bukanlah hal yang vital. Tidak ada hal yang ingin mereka raih karena latar belakang ekonomi keluarga yang seolah menjamin masa depan mereka. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan orang dari kalangan keluarga ekonomi atas tidak memiliki mimpi. Bahkan menganggap mimpi tidak penting. Sebaliknya mereka yang berasal dari kalangan ekonomi rendah sampai menengah memiliki mimipi-mimpi yang ingin mereka capai untuk memperbaiki taraf hidup di masa yang akan datang.
Orang yang memiliki mimpi akan melakukan berbagai upaya untuk meraih mimpi-mimpi yang mereka bangun. Dengan begitu mereka akan lebih aktif daripada orang-orang yang tidak memiliki mimpi.
Dalam meraih mimpi, tak jarang sang pimimpi atau orang-orang yang memiliki mimpi tersandung oleh beberapa hal yang menghambat pencapaian mimpi mereka. Sebagai contoh yang sering dialami oleh para pemimpi yaitu ketidakberdayaan mereka dalam persaingan yang berkenaan dengan materi yang memang lebih didominasi kalangan ekonomi atas, rendahnya perlindungan atau jaminan sosial, dan berbagai sandungan berat lainnya yang justru datang dari hukum negara yang bias dikatakan dapat dibeli dengan uang.
Banyak pemimpi yang berhenti pada suatu titik tertentu karena kurangnya kesiapan mental yang datang dari diri sendiri dalam menghadapi sandungan yang dirasa begitu berat dan tidak mungkin dapat ia lewati. Kekecewaan dan keputusasaan yang membelenggu dapat memacu kemungkina lebih besar untuk melakukan penyimpangan sosial.
Seseorang yang memiki mimpi harus mewajibkan dirinya sendiri untuk memperjuangkan mimpi itu dengan melakukan usaha nyata sesuai dengan norma yang berlaku. Terkadang inovasi atau cara-cara baru sangat diperlukan untuk memberi kekuatan tersendiri.
Kerja keras dan pantang menyerah merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam meraih mimpi. Disamping kita mempunyai tekad yang kuat untuk mewujudkan mimpi, kita juga harus tahan banting oleh resiko-resiko yang harus kita hadapi dalam perjuangn meraih mimpi. Para pemimpi harus yakin bahwa ia mampu meraih mimpi yang telah dipilihnya dengan segala komitmen perjuangan.
Mimpi tidak akan dapat kita capai dengan instan. Bahkan tidak urung seorang pemimpi tidak dapat menikmati hasil yang ia perjuangkan dalam hidupnya karena ketidakberdayaannya menolak takdir Allah SWT. Yang terpenting adalah kesabaran dan niat yang tulus.
Setelah berusaha segenap jiwa raga, hal yang menjadi dorongan kuat adalah dengan berdoa kepada Allah dan memasrahkan segala sesuatu di tangan kuasa-Nya sehingga dengan demikian, apapun yang akan terjadi kita dapat dengan ikhlas menerimanya. Maka berdoa dan keikhlasan menjadi kunci ketiga sebuah kesuksesan.
Sebuah mimpi dapat mendorong seseorang berbuat lebih dari kebanyakan orang yang tidak memiliki mimpi. Karena mimpi butuh perjuangan.
Perjuangan terlalu angkuh tanpa kesabaran, terlalu melelahkan tanpa keikhlasan dan terlalu berat tanpa berpasrah kepada Yang Kuasa.
Pilih mimpimu, gambarkan pada kanvas semesta agar orang tahu bahwa kamu berani bermimpi dan berani mewujudkan mimpi itu!

Tidak ada komentar: