Jumat, 01 November 2013

Pemuda Bangunlah! Masyarakat Sakit Parah, Jangan Engkau Sekarat

Siapa yang saat ini berhak mendapatkan sebutan pemuda? Bagian dari bangsa Indonesia yang mana? Apakah mereka yang gila seks dan pergaulan bebas, ataukah mereka yang gonta-ganti pacar. Atau mereka yang suka ke labing, atau mungkin mereka yang sering turun ke jalan untuk tawuran. Merekakah yang menggunakan narkoba, atau mereka yang suka balap liar. Pemuda adalah calon pengisi peradaban menggantikan para orang tua sekarang. Di pundak merekalah kewajiban itu dibebankan. Namun betapa bumi pertiwi ini menangis ketika pemudanya tak lagi menaruh perhatian untuk peradaban kelak. Ketika pemudanya tak lagi menggunakan ke-pemudaannya untuk mempersiapkan diri menjadikan peradaban yang lebih baik. Pemuda juga mereka yang dalam rentang usia 19-30 tahun. Di usia-usia inilah masa paling strategis dalam menempa dan memproduksi karya. Sesuatu yang dapat menjadi sejarah dan bermanfaat bagi bumi pertiwi ini. Bahkan bagi kemaslahatan masyarakat peradaban yang saat ini sudah sangat sakit parah. Sayang masa-masa produktif ini oleh sebagian besar pemuda digunakan untuk dirinya sendiri. Untuk kesenangan duniawinya dengan hedonisnya. Dengan aktivitasnya sebagai seorang artis ydan penyanyi. Lebih jauh lagi mereka saat ini lebih tertarik kepada grup band dan drama Korea daripada berbicara tentang politik. Mereka jauh lebih memilih mengikuti kontes-kontes pecarian bakat daripada membangun sebuah karya. Sebab trend pemuda saat ini adalah yang instan-instan saja, daripada berkarya dengan jatuh bangunnya yang melelahkan. Pemuda saat ini hampir tak lagi peduli dengan permasalahan politik. Perpolitikkan di Indonesia sendiri sudah sangat kacau balau. Mulai dari keberadaan mafia hukum, sampai korupsi yang telah mengakar di elit penguasa. Setelah beberapa waktu lalu Lutfi Hasan Ishak tercekal dalam kasus impor daging. Belum lama ini ketua MK, Akil Mochtar ditangkap KPK dalam kasus suap sengketa hasil pilkada. Pemuda sudah terlanjur dibuat muak dengan perpolitikkan bangsa ini. Namun jauh lebih banyak mereka yang memang tidak peduli. Mereka hanya mengikuti arus kehidupan, bersenang-senang tanpa memikirkan masa depan bangsa ini. inilah salah satu bukti pemuda saat ini telah mengalami kemandulan dari tataran perasaan. Mungkin dibandingkan dengan masa reformasi, pemuda dapat dipastikan turun tangan dalam kasus besar semacam ini. Namun apa yang terjadi dengan pemuda saat ini? Sebagian dari mereka justru berujar,LHI tidak bersalah. Ia hanya dipersalahkan dalam kasus tersbut. Padahal bukti keterlibatannya sudah sangat jelas. Melihat seseorang karena keterlibatan dalam partai yang sama dan seolah menutup mata atas bukti yang telah mengarah kepadanya. Apa ini ciri seorang pemuda? Di sisi lain pemuda sibuk dengan kompetisi robot dan teknologi. Termasuk salah satunya adalah siswa SMK di Surakarta dengan mobil SMK-nya. Namun sehebat apapun karya anak bangsa, tanpa perhatian negara akan menjadi nol besar. Buktinya adalah mobil SMK yang hanya tercatat dalam sejarah saja. Justru saat ini Indonesia sedang menunggu banjir mobil murah setelah dihapuskannya bea masuk ke Indonesia sebagai salah satu aksi perdagangan bebas. Pemerintah justru lebih mewadahi barang-barang luar negeri untuk menjajah karya anak negeri. Lalu apa yang sehrusnya bisa pemuda lakukan untuk peradaban yang lebih baik? Tentu jawabannya hanya satu, ganti sistem yang ada saat ini. Sebab sistem demokrasi jelas-jelas memporak-porandakkan keadaan Indonesia. Politik hancur, perekonomian rusak, komersialisasi kesehatan dan pendidikan, agama semakin dicampakkan. Pantas saja pemuda yang terbentuk adalah pemuda yang tak peduli dengan masa depan peradaban. Sudah saatnya pemuda bicara perubahan. Sudah saatnya pemuda bangun dan bergerak memerbaiki mimpi peradaban yang berjaya dengan aturan Islam. Aturan sempurna yang berasaldari Dzat yang mengetahui berapa jumlah rambut dan usia kita. Dzat yang mengetahui benar siapa makhluknya yang penuh keterbatasan itu. Sudah saatnya pemuda berpikir dan bergerak kembali pada Islam yang sempurna. Bukan saatnya lagi pemuda menutup mata dengan sakitnya masyarakat ini. Sudah saatnya pemuda menjalankan tugasnya sebagai agen perubahan. Sudah saatnya Indonesia menggantikan sistem sampai ke akarnya. Sebab jika sistem sekarang tetap dipelihara, sama artinya akan memelihara kerusakan-kerusakan yang ada di segala bidang. Pemuda haruslah menjadi corong perubahan itu dengan segenap kemampuannya. Dengan segenap produktivitasnya yang tinggi. Pemuda haruslah menggunakan akalnya untuk perubahan yang hakiki. Bukan hanya perubahan semu yang parsial. Bukan hanya menangkapi koruptor yang begitu banyak di negeri ini, pemuda haruslah terbuka dan kembali denggan kebenaran Islam. Islam telah mengtatur segala aspek kehidupan,mulai dari hubungan dengan Allah Sang Pencipta, hubungan dengan manusia lain, dan hubungan dengan diri sendiri. Pemuda haruslah sadar dengan kesempurnaan Islam. Bukan lagi saatnya pemuda ditunggangi pemikiran liberal dan kaapitalis. Pemuda muslim utamanya, haruslah percaya diri dengan Islam itu sendiri. Islam yang mengatur aspek pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kesehatan, hukum, hubungan luar negeri, dan urusan kesejahteraaan sampai batas individu. Inilah seharusnya karakter pemuda itu: • Firman Allah SWT dalam bait-bait ayat menyebutkan “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai kepertemuan dua buah lautan; atau aku akan ber¬jalan sampai bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi,18 : 60). • “Mereka berkata: ‘Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Se¬sungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS.Al¬-Anbiya, 21:59-60). • “Kami ceritakan kisah me¬reka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pe¬muda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambah¬kan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, se¬sungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS. Al-Kahfi,18: 13-14). Pemuda sesungguhnya adalah sosok individu yang visioner, revolusioner, memiliki moralitas dan integritas yang hanya disandarkan atas dasar keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta memperjuangkan suatu kebenaran yang harus diperjuangkan (Islam) untuk membawa kehidupan ini kearah lebih baik dan sempurna yaitu diterapkannya Islam sebagai suatu solusi yang nyata. Karakter pemuda seperti yang disebutkanlah yang mampu membawa ummat ini keluar dari jeratan berbagai problematikan kehidupan. Mereka pula lah yang mampu menjaga dan membela kemuliaan ummat Islam ketika dihinakan. Merekalah yang mampu menegakan “Daulah Khilafah Islamiah” yang merupakan solusi fundamental dari semua problematika kehidupan. Mereka pulalah yang berjuang dengan penuh keikhlasan semata-mata atas seruan iman, bukanlah manfaat dan kepentingan dunia Dan mereka akan banyak terlahir di dalam pendidikan Islam negara berlandaskan Islam secara sempurna. Penerapan Islam akan mengembalikan manusia kepaada fitrahnya. Fitrah sebagai makhluk yang telah diciptakan Allah dan dilengkapi seperangkat aturan yang mengikat. Adapun cara penerapannya tidaklah setengah-setengah, maka haruslah diterapkan secara sempurna. Satu-satunya cara adalah sebagaimana Rasulullah SAW mencontohkannya. Menghimpun pedukung dengan kesadaran penuh dan keimanan yang kuat. Kemudian gunakan Islam secara sempurna dalam sistem kehidupan, dengan kekuasaan sebuah daulah (negara). Negara berlandaskan Islam secara sempurna akan mampu menjamin ketaqwaan individu dan jamaah, serta kemaslahatan (kesejahteraan) umat secara menyeluruh. Sebab Islam adalah rahmatanlil’alamin. ***Septi Nurdiyanti

Tidak ada komentar: